Setelah melalui rangkaian yang cukup padat dan melelahkan sejak pendaftaran, tes psikologi dan wawancara, tes fisik dan uji keterampilan yang berlangsung maraton dari 3-7 Juni 2024, akhirnya SMA Negeri 3 Salatiga resmi mendapatkan 36 siswa atlet terbaik untuk Tahun Ajaran 2024/2025 pada Senin, 10 Juni 2024. Kepastian itu tertuang dalam SK Kepala Sekolah Nomor 421.3/000978 tertanggal 10 Juni 2024 tentang Penetapan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Khusus Olahraga (KKO)Tahun Ajaran 2024/2025.
Dalam SK itu tertera 36 orang berasal dari 15 cabang olahraga, yaitu: bola voli putri sebanyak 5 orang, bola voli putra, sepakbola, dan taekwondo masing-masing 4 orang, dan pencak silat ada3 orang. Sedangkan atletik, karate, panahan, tenis meja, dan wushu masing-masing 2 orang. Cabang olahraga yang meloloskan satu orang adalah anggar, basket, bulutangkis, motocross, dan renang.
Ke-36 siswa yang dinyatakan diterima ini sebelumnya telah bersaing dengan 103 orang pendaftar lainnya dari 18 cabang olahraga. Pendaftar kelas KKO pada tahun ini meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di kisaran 60-an pendaftar. Kenaikan ini tentu saja cukup menggembirakan mengingat kelas KKO tahun ini baru menginjak tahun kelima.
Meski masih didominasi pendaftar dari dalam kota Salatiga dan wilayah sekitarnya, tapi tahun ini sudah ada beberapa pendaftar dari luar kota, seperti Boyolali, Purworejo, dan Kendal.
Melihat tingginya animo masyarakat yang ingin masuk SMA 3 Salatiga melalui jalur KKO ini, membuat Kepala Sekolah Drs. Suyitno, M.Pd. yang juga pengurus KONI Salatiga bertekad mendapatkan bibit siswa atlet yang berkualitas. Untuk itu, hampir di tiap pengarahan (briefing) pagi, dia selalu menekankan pentingnya panitia menjaga objektivitas dan profesionalitas dalam seleksi CPD KKO. Tentu saja hal ini tetap diselaraskan dengan kebutuhan sekolah akan atlet yang dimiliki mengingat sekolah diberikan kewenangan dalam menentukan kecabangan yang menjadi prioritas.
Untuk menjaga objektivitas dan profesionalitas, SMA 3 Salatiga pun menggandeng KONI Salatiga dalam menilai uji keterampilan kecabangan. Pelibatan KONI ini dinilai penting karena mereka lebih memahami bidang olahraga sehingga peserta yang terseleksi diharapkan dapat berbicara di tingkat nasional bahkan internasional. Adanya kelas KKO ini juga didarapkan dapat turut menyukseskan 17 cabang olahraga yang menjadi prioritas di Kota Salatiga.
Karena itu, Drs. Suyitno melarang segenap panitia untuk dekat-dekat dengan CPD dan orang tua agar tidak menimbulkan prasangka negatif dari masyarakat. Apalagi sampai menerima pemberian sesuatu dari peserta atau orang tua. Hal itu jelas sangat dilarang keras karena sudah termasuk kategori korupsi.
Bahkan sebelum dilangsungkannya pleno penetapan siswa KKO, Drs. Suyitno mengajukan pertanyaan guna memastikan integritas panitia.
“Apakah selama proses PPDB KKO ini, Ibu/Bapak menerima sesuatu dari peserta?” tanyanya.
Para panitia pun serempak menjawab, “Tidak.”
“Apakah selama proses PPDB KKO ini berlangsung, ada orang tua atau wali yang memberikan sesuatu kepada Ibu/Bapak?” tanyanya yang dijawab serupa oleh segenap panitia.
Setelah penetapan CPD KKO ini, maka selama dua hari berikutnya, yaitu Selasa dan Rabu, 11 dan 12 Juni, CPD yang dinyatakan diterima harus melakukan daftar ulang.
0 Komentar