Analisis Partisipasi Siswa dalam GLS pada 5 November 2024

Literasi Finansial dan Gerakan Literasi Sekolah: Studi Kasus SMA Negeri 3 Salatiga
Saptono Nugrohadi

Abstrak
Penelitian ini bertujuan menganalisis partisipasi siswa dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 3 Salatiga yang diwajibkan selama 15 menit sebelum pembelajaran. Data diambil pada Selasa, 5 November 2024, mencakup 648 siswa kelas X, XI, dan XII yang aktif mengikuti kegiatan ini dari total populasi 1.258 siswa. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif-deskriptif dengan analisis terhadap skor pemahaman siswa setelah membaca teks literasi finansial. Hasil menunjukkan rata-rata skor 11/12, mencerminkan tingkat pemahaman yang baik. Namun, rendahnya partisipasi siswa aktif menjadi perhatian. Temuan ini memberikan rekomendasi untuk meningkatkan partisipasi dalam GLS.

Kata kunci: literasi finansial, Gerakan Literasi Sekolah, SMA Negeri 3 Salatiga, pendidikan literasi.

Pendahuluan
Literasi merupakan kemampuan mendasar dalam pendidikan abad ke-21. Gerakan Literasi Sekolah (GLS), sebagaimana diamanatkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud, 2023), bertujuan meningkatkan kemampuan membaca dan memahami teks secara kritis. Literasi finansial, sebagai salah satu tema bacaan, memiliki peran penting dalam membekali siswa dengan keterampilan mengelola keuangan secara bijak (Nugrohadi, 2016).

Di SMA Negeri 3 Salatiga, GLS dilaksanakan setiap pagi selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Pada 5 November 2024, siswa membaca teks tentang literasi finansial, yang mencakup konsep pengelolaan keuangan, investasi, dan perencanaan anggaran. Dari 1.258 siswa, hanya 648 siswa yang aktif mengikuti kegiatan ini, dengan rata-rata skor pemahaman 11/12.

Kerangka Teori
Teori literasi menurut Kemendikbud (2023) mencakup tiga aspek utama: kemampuan membaca, berpikir kritis, dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Literasi finansial, menurut OECD (2021), mencakup pemahaman tentang keuangan pribadi, pengelolaan anggaran, dan penghindaran jebakan utang. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penerapan literasi finansial di sekolah dapat meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan siswa (Susanto, 2020).

Metodologi
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif-deskriptif untuk mengevaluasi partisipasi siswa dalam GLS dan menganalisis skor pemahaman mereka setelah membaca teks literasi finansial.

Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah 1.258 siswa dari 36 kelas di SMA Negeri 3 Salatiga. Sampel terdiri dari 648 siswa yang aktif mengikuti GLS pada 5 November 2024.

Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui tes pemahaman teks dengan 5 pertanyaan berbasis teks literasi finansial.

Variabel yang Diukur
Variabel independen adalah teks literasi finansial, sedangkan variabel dependen adalah skor pemahaman siswa.

Metode Analisis Data
Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk menghitung rata-rata skor dan membandingkan hasil antar kelas.

Data
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 648 siswa yang aktif, rata-rata skor pemahaman adalah 11/12. Kelas X-III, XI-III, dan XII-VII menunjukkan skor tertinggi dengan rata-rata 12/12. Namun, beberapa kelas seperti XI-X dan XII-IV memiliki skor lebih rendah, yaitu 9/12 dan 8/12, menunjukkan variasi dalam tingkat pemahaman.

Rendahnya partisipasi (hanya 51,5% dari total populasi) menjadi temuan signifikan yang memerlukan perhatian. Faktor-faktor seperti kurangnya motivasi siswa dan keterbatasan waktu guru untuk memantau pelaksanaan GLS dapat menjadi penyebab.

Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti GLS mampu memahami konsep literasi finansial dengan baik, sebagaimana terlihat dari skor rata-rata 11/12. Temuan ini sejalan dengan penelitian Susanto (2020) yang menekankan pentingnya integrasi literasi finansial dalam kurikulum sekolah untuk membentuk kebiasaan positif.

Namun, rendahnya partisipasi siswa aktif menunjukkan adanya hambatan dalam pelaksanaan GLS. Hambatan ini perlu dikaji lebih lanjut, seperti kurangnya dukungan infrastruktur dan waktu yang terbatas. Perbandingan dengan studi lain (OECD, 2021) menunjukkan bahwa keberhasilan GLS sangat bergantung pada strategi pelibatan siswa dan dukungan guru.

Penutup
Kesimpulan
Penelitian ini menemukan bahwa siswa SMA Negeri 3 Salatiga yang aktif dalam GLS memiliki pemahaman yang baik terhadap teks literasi finansial, sebagaimana ditunjukkan oleh rata-rata skor 11/12. Namun, partisipasi siswa aktif masih rendah, hanya mencapai 51,5%.

Saran
Meningkatkan strategi pelibatan siswa melalui kompetisi literasi atau penghargaan bagi peserta aktif.
Melibatkan orang tua untuk mendukung kegiatan literasi di rumah.
Memberikan pelatihan kepada guru untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan GLS.
Menyediakan materi bacaan yang lebih variatif sesuai minat siswa.

Referensi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2023). Panduan Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Kemendikbud.
Nugrohadi, S. (2016). Rekonstruksi Tata Kelola Sekolah Sebagai Upaya Pengembangan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Disertasi Program Doktoral Pascasarjana.
OECD. (2021). PISA 2021 Assessment and Analytical Framework. Paris: OECD Publishing.
Susanto, A. (2020). Literasi Keuangan dalam Pendidikan Menengah: Studi Kasus di Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 10(2), 123-135.
Wahyuni, R. (2019). Pengaruh Literasi Finansial terhadap Kebiasaan Menabung Siswa. Jurnal Ekonomi Pendidikan, 7(1), 67-75.
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar