Sukron Ajak Guru SMA N 3 Salatiga Ambil Hikmah Ramadan dan Amalkan Semangat Memaafkan

Salatiga, 8 April 2025 – Mengawali aktivitas pascalibur Idulfitri, civitas akademika SMA Negeri 3 Salatiga menggelar Hikmah Halalbihalal di ruang guru pada Selasa pagi. Acara ini diisi tausiyah oleh Sukron, S.Pd.I., M.Pd., yang mengangkat tema spiritualitas Ramadan dan pentingnya membumikan nilai saling memaafkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penyampaiannya, Sukron mengingatkan pentingnya mengambil pelajaran dari kisah Nabi Adam dan Iblis. Ia menekankan bahwa kesombongan dan enggan mengakui kesalahan adalah akar kejatuhan Iblis, sedangkan kerendahan hati dan tobat Nabi Adam menjadi teladan utama umat manusia.

“Iblis menolak sujud karena merasa lebih tinggi derajatnya. Ia lupa bahwa keutamaan bukan dilihat dari asal penciptaan, tapi dari ketundukan kepada perintah Allah,” tutur Sukron.

Ia menyinggung fenomena dalam kehidupan nyata—di mana manusia kerap menolak meminta maaf karena merasa gengsi, status sosial, atau jabatan.

“Masak seorang suami minta maaf duluan ke istri? Masak guru SMA minta maaf duluan ke orang lain? Padahal Nabi Adam sendiri, meski sebagai manusia pertama, justru mengakui kesalahannya dan berdoa,” jelasnya.

Sukron mengajak guru dan karyawan untuk meneladani doa Nabi Adam:

“Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa illam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin,” yang bermakna pengakuan atas dosa dan permohonan ampun agar tidak menjadi orang yang merugi.

Ia juga membandingkan doa Iblis yang meski dikabulkan, justru bertujuan menyesatkan manusia:

“Rabbi fa'anzhirnii ilaa yawmi yub'atsuun” (Tangguhkanlah ajalku hingga hari kiamat).

Sukron mengingatkan bahwa ampunan Allah sangat luas, namun ampunan antar sesama manusia butuh kesungguhan meminta dan memberi maaf. Ia pun menyinggung tradisi halal bihalal sebagai khasanah bangsa Indonesia yang sangat luhur.

“Halalbihalal adalah budaya yang lahir dari keikhlasan ulama kita. Maka mari kita jadikan ajang ini sebagai penghapus dendam, pemersatu langkah, dan penguat ukhuwah,” tegasnya.

Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Solikin, S.Pd.I. Suasana haru dan syahdu menyelimuti ruang guru, menandai tekad baru para pendidik untuk menjalankan tugas dengan semangat hati yang bersih dan tulus.

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar